Kita akui saja, horor kemacetan di wilayah Brebes Jawa tengah pada arus mudik Lebaran tahun 2016 lalu sempat membayangi pikiran kita menjelang Lebaran tahun ini. Sangatlah bisa dimengerti jika pengalaman kemacetan tahun lalu itu sangat traumatis bagi kita.
Kemacetan di wilayah Brebes saat itu bukan cuma menguras energi para pemudik dan mereka yang bertanggung jawab atas pengelolaan lalu lintas selama masa Lebaran. Di tengah kemacetan itu pun belasan orang meninggal dunia akibat kelelahan maupun penyakit yang telah diderita sebelumnya.
Itulah untuk pertama kalinya kita menyaksikan betapa fatal akibat yang bisa muncul di tengah kemacetan lalu lintas. Dan kita tidak pernah ingin menyaksikan hal serupa lagi.
Itulah sebabnya menjelang Lebaran, kita sangat berharap pemerintah mempunyai rencana dan langkah yang terbaik untuk menghindarkan kita dari pengalaman yang serupa dengan kemacetan fatal pada Lebaran tahun lalu itu.
Hasilnya?
Berbeda dengan pengalaman tahun lalu, meski pun sempat terjadi kepadatan, antrean kendaraan di pintu Tol Kaligangsa, Brebes Timur -yang lebih dikenal dengan sebutan Brexit- dinilai ramai lancar pada H-4.
Begitu juga pada H-3. Meski pun tahun ini jumlah kendaraan yang melewati Brexit naik menjadi 195 ribu unit -dari 171 ribu unit tahun lalu, namun arus lalu lintas dinilai jauh lebih lancar. Dalam rentang waktu H-6 sampai H-1, jumlah kendaraan yang melewati Brexit tahun ini meningkat 106 persen dibandingkan pada saat yang sama tahun lalu.
Tidak terjadinya kemacetan yang sefatal tahun lalu di Brexit mungkin bisa kita jadikan salah satu indikator yang menunjukkan bahwa pelayanan pemerintah terkait arus mudik Lebaran tahun ini lebih baik ketimbang tahun lalu. Sudah barang tentu kita tidak menutup mata bahwa masih ada kemacetan di sana sini selama arus mudik Lebaran tahun ini, namun kadar kemacetannya tidaklah separah tahun lalu.
Begitu juga dengan jumlah kecelakaan yang terjadi dalam periode mudik Lebaran tahun ini. Seperti tahun lalu, pemerintah menargetkan zero accident pada mudik Lebaran tetapi sejumlah kecelakaan masih saja terjadi. Meski begitu, sejauh ini, data menunjukkan jumlah kecelakaan lalu lintas dalam periode mudik tahun ini menurun ketimbang tahun lalu.
Data yang disampaikan oleh Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, seperti dikutip oleh Beritasatu.com, memperlihatkan bahwa jumlah kecelakaan lalu lintas hingga H+2 Operasi Ramadniya 2017 atau Senin (26/6) mencapai 1.299 kasus. Itu berarti turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016, yang mencapai 1.515 kasus.
Jumlah korban kecelakaan dalam periode itu pun turun dibandingkan dengan tahun lalu. Korban meninggal turun 1% menjadi 292 orang. Korban luka berat turun 26% menjadi 356 orang. Sedangkan korban luka ringan turun 14% menjadi 1.682 orang.
Selain didukung oleh pengaturan lalulintas yang semakin baik oleh pihak kepolisian, ada sejumlah faktor lain yang mendukung kelancaran arus lalu lintas dan menurunnya jumlah kecelakaan selama mudik tahun ini.
Keputusan pemerintah untuk menetapkan cuti bersama yang cukup lama pada masa Lebaran adalah salah satu faktor yang mendukung kelancaran mudik tahun ini. Pemerintah, lewat Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2017, menetapkan tanggal 23, 27. 28, 29, 30 Juni 2017 sebagai cuti bersama hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah dan tanggal 26 Desember 2017 sebagai cuti bersama Hari Raya Natal. Hal yang sama juga ditegaskan lewat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 184 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Cuti Bersama di Sektor Swasta Tahun 2017.
Cuti bersama yang cukup panjang itu memberikan pilihan lebih banyak bagi pemudik untuk menentukan hari keberangkatan dan kepulangan mudik kali ini. Berkat opsi yang panjang itu, tidak terjadi penumpukan yang padat para pemudik pada hari-hari tertentu. Dengan begitu, arus lalu lintas bisa lebih longgar ketimbang tahun sebelumnya.
Pembangunan infrastruktur jalan tol baru jelas memberikan dampak yang baik bagi kelancaran arus lalu lintas selama mudik. Jalan tol baru tersebut memang masih dalam proses pengerjaan, tetapi selama masa mudik ini telah dibuka sebagai jalan alternatif fungsional. Pemanfaatan infrastruktur baru itu sangat membantu mengurai kepadatan lalu lintas.
Selebihnya, kelancaran mudik tahun ini dimungkinkan oleh koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan: Kementerian Perhubungan, Kepolisian, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
Kelancaran mudik Lebaran tahun ini bukan sekadar memberikan kenyamanan yang lebih baik kepada para pemudik. Kelancaran mudik juga memberikan pengaruh baik kepada ekonomi di daerah-daerah tujuan mudik. Setidaknya, lewat tradisi mudik, uang yang semula lebih terkonsentrasi di kantong-kantong bisnis seperti Jawa bagian barat menjadi terdistribusikan ke daerah-daerah.
Kelancaran arus mudik sangat berpengaruh kepada kelancaran aliran likuiditas dan kekayaan ke daerah-daerah. Jumlahnya pun tidaklah sedikit. Total perputaran uang pada mudik 2017, seperti diproyeksikan oleh Indonesia Development and Islamic Studies, mencapai Rp205,8 triliun. Setara dengan 9,9 persen dari APBN 2017.
Kita berharap pelayanan mudik pada tahun-tahun mendatang akan jauh lebih baik lagi. Pelayanan mudik yang semakin membaik akan menjadi bagian dari upaya merawat nilai budaya kekeluargaan dan keguyuban dalam masyarakat kita serta memberikan pengaruh yang baik kepada ekonomi daerah-daerah.
Diterbitkan sebagai Editorial Beritagar.id
URL sumber: https://beritagar.id/artikel/editorial/menuju-pelayanan-mudik-yang-lebih-baik