(buat: sukardal dan rahmat)
tanggal berapa sekarang?
kata-kata memagari nafas keluarga kami barang sejenak"
orang-orang dipersatukan lewat pembuangan ke dunia
maka bahasa kita adalah persekutuan
untuk mengelakkan ancaman petir atau elang
yang mengintai sarapan kita pagi ini
lalu,
mengapa kekuasaan tak lagi punya arti:
tugas untuk tak berpihak kepada kebengisan iblis?
tanggal berapa sekarang?
kalau tiang-tiang rumah impianku
ditimbun bagi istana raja-raja
biar kujemput maut saja"
orang-orang dipisahkan lewat monolog panjang
maka perlawanan kita adalah tegur sapa
untuk tentukan bersama:
ladang mana yang mau ditanami
dan dimana hendak kita bangun sebuah dangau
lalu
kenapa cangkul di bawah saudagar
saudagar di bawah komputer
komputer di bawah laboratorium laboratorium di bawah senapan
senapan di bawah tahta
tahta di bawah satu keluarga?
siapa yang bikin tangga
manakala semua orang harus menjadi raja?
"tanggal berapa sekarang?
sementara keluarga kami tersingkir
perubahan tak juga beranjak dari keserakahan
mana pembangunan?"
ketika orang-orang tak dijadikan petani apapun
sudah saatnya kita tentukan kelahiran
dengan gagah perkasa lewat cinta
"tanggal berapa sekarang?
kematian barangkali cahaya terakhir
tapi ia mesti jadi pemberontakan
sebagai bukti kegairahan memberi sedikit makna
meski ia tetap bukan sebuah panenan
maka ciumlah dulu rapat-rapat mulut kami
yang mati bunuh diri di pintu-pintu rumah yang tumpah
agar kau rasakan betapa paitnya menjadi wayang !"
Yogyakarta, 10 April 1989