(buat: EY)
yulia,
yulia, dimana harus kutemukan kamu?
kabut sisa malam halangi pandanganku
hawa dingin telah bekukan keringat kerjaku
dari mana harus kumulai segala kebangkitan, yulia?
reruntuhan ini tak akan pernah menjadi apa pun
di bawah ancaman kekuasaan
yang ingkari pergantian
yulia,
yulia,
jangan ambil jarak
seorang lelaki yang dihempaskan oleh amarah kekuasaan
selalu butuhkan kedamaian samadhi sebuah percintaan
yulia,
kemana harus kucari tanganmu untuk kugenggam?
aku gamang melihat antrian pengangguran
yang dicabik-cabik permainan kekuasaan ya, yulia,
selalu kekuasaan menjadi ruh iblis setiap zaman
yulia,
mendekatlah aku tak tahan sendirian
melihat senjakala yang angkuh
yang menelantarkan bocah-bocah di klub malam,
di rumah-rumah pelacuran,
di kelas-kelas kosong,
bocah-bocah yang disalibkan di tengah ijazah yang tanpa rasa
yulia,
apakah ini semua mimpi buruk setiap bocah zaman kita?
dan kita cuma bakal jadi saksi?
Yogyakarta, 09 Nopember 1989