siapa lagi yang bisa dicinta dalam cuaca penuh curiga?
maka aku memilih untuk menepi barang sejenak
ajakan-ajakan persenggamaan
tak bikin beranjak dari kamar kita sendiri-sendiri
engkau menjerit-jerit saja sepanjang malam
dalam kotak lukamu
dia mengerang-erang senantiasa
mabuk benderang
dan mereka terus diam
menahan derita
sendiri
hanya sendiri-sendiri
kenapa ingkari ruang?
kenapa pungkiri waktu?
bukankah di sana kita bertemu?
berulangkali kau ajak aku
untuk berlari menjenguk luka dengan jeritan
tapi aku masih percaya dengan persetubuhan
berulangkali dia pinta aku
untuk bersekutu dalam terang yang mengerang lewat kemabukan
tapi aku mesti tetep berlabuh pada cinta
berulangkali mereka mengundangku
untuk tak perduli
tapi aku masih memuja perbincangan
kita terpisah oleh amarah
terbagi karena nyeri tak terperi
oh sambutlah aku,
lelaki yang sungguh percaya pada pada cinta
ketika semua orang menunggu fajar
dalam rumah-rumah tak berjendela
ayo bersetubuh bersama,
manakala segala wajah terlalu kotor untuk esok
sebuah kelahiran bayi yang bersih dan tulus
begitu dinantikan
bertahan dalam cuaca penuh curiga
persenggamaan sering berarti pertikaian
maka aku pingin menepi
sekedar menghitung jarak terdekat kepada cinta
Yogyakarta, 15 April 89