Mau Belajar Filsafat? Serius?

"Socrates Berendam" dibuat dengan MidJourney

Saya tidak pernah tahu apa yang akan saya pelajari ketika memutuskan untuk belajar filsafat tiga puluh delapan tahun lalu. Saya hanya ingin belajar di kampus besar di Yogyakarta dan tergoda oleh nama fakultas yang terdengar eksotik: filsafat.

Hampir semua nama matakuliah di fakultas itu belum pernah saya dengar sebelumnya. Di sekolah, dari SD sampai SMA, saya belum pernah dengar. Saya juga belum pernah mendengar nama-nama itu di majalah, koran, atau buku. Radio dan TV juga belum pernah saya dengar menyebutkannya.

Apakah saya menyesal dengan pilihan buta saya itu? Tidak. Sama sekali, tidak.

Pergaulan pemikiran selama belajar filsafat itu memungkinkan saya tumbuh dalam cara berpikir yang lebih sistematis dan kritis, bersikap lebih rileks sekaligus waspada melihat persoalan, lebih terbuka terhadap banyak kemungkinan pilihan dan peluang. Bukankah itu perkakas yang juga dibutuhkan untuk menjalani hidup yang menyenangkan?

Tentu saja, motivasi belajar filsafat bisa berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Beberapa orang mempelajari filsafat untuk lebih memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitarnya.  Ada juga yang belajar filsafat sebagai bagian dari berkarier di bidang hukum, kedokteran, atau mengajar.

Bisa jadi ada juga yang percaya bahwa filsafat dapat membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih etis, atau menemukan pelipur lara atau jawaban atas pertanyaan besar kehidupan. Selain itu, mungkin beberapa di antara mereka tertarik untuk mengeksplorasi sejarah dan asal usul pemikiran filosofis.

Belajar sendiri atau menjadi mahasiswa?

Terkecuali anda berkepentingan dengan gelar akademis, tidak harus menjadi mahasiswa filsafat untuk belajar filsafat. Anda bisa belajar filsafat secara mandiri, selama buku dan sumber informasi filsafat bisa diakses.

Dibandingkan dengan 40 tahun lalu, sekarang orang lebih mudah untuk memperoleh buku-buku filsafat. Sumber informasi mengenai filsafat juga sangat banyak di Internet.

Apapun cara belajar filsafat yang dipilih, anda akan butuh:

  • Bacaan yang ditulis oleh orang yang kompeten, terutama jika itu adalah sumber sekunder.
  • Lingkungan belajar yang memungkinkan anda untuk mendiskusikan hasil pembacaan anda atas karya-karya tulis para filsuf. Diskusi-diskusi dalam lingkungan belajar serupa itu akan menambah perspektif anda atas sebuah karya filsafat, dan itu adalah proses yang penting dalam  belajar filsafat.
  • Lingkungan belajar yang memungkinkan anda mengikuti isu-isu menarik di bidang filsafat. Lingkungan belajar yang aktif dan dinamis akan memperluas cakrawala pengetahuan anda di bidang filsafat. Lingkungan belajar itu bisa saja sebuah forum atau grup sesama peminat filsafat.
  • Menulis. Ya, menulis. Praktik belajar filsafat itu meliputi dua kegiatan penting: memahami gagasan orang lain dan menyampaikan gagasan milik sendiri. Anda akan perlu membaca (dengan sikap dan pendekatan yang tepat pula) untuk memahami gagasan orang lain. Anda akan perlu menulis untuk menyampaikan pemikiran anda sendiri. Kenapa menulis? Media teks lebih memberikan ruang yang memadai untuk menyampaikan gagasan yang agak kompleks dan saling berkelindan dengan pemikiran-pemikiran yang pernah ada sebelumnya, ketimbang media berbasis video, gambar, atau suara. Belajar filsafat pada saat yang sama adalah belajar membaca dan menulis.

Kalau anda belajar di kampus, anda tidak mungkin bertanya, “Bagaimana memulai belajar filsafat?” Para pengajar di kampus anda pasti sudah menyiapkan bahan-bahan yang perlu anda pelajari.

Saya cuma mau mengingatkan hal ini: kampus anda belum tentu menyediakan cara agar anda menguasai keterampilan menulis dan menyediakan media yang memberi kesempatan anda untuk menulis. Ketika kampus tidak menyediakannya, anda perlu mencari sendiri lingkungan yang bisa meningkatkan keterampilan menulis anda dan menyediakan peluang yang memungkinkan anda menerbitkan tulisan.

Jika anda belajar secara mandiri, bagaimana memulainya?

Ikutilah cara lembaga pendidikan dalam mengajar bidang studi filsafat. Ada dua pendekatan yang biasa dipakai dalam studi filsafat di kampus. Pertama, belajar filsafat lewat sejarah filsafat. Kedua, belajar filsafat lewat bidang atu topik-topik filsafat.

Mempelajari filsafat melalui sejarahnya akan dapat membantu anda memahami perkembangan pemikiran filosofis dan pengaruhnya terhadap dunia. Mempelajari sejarah filsafat akan membuka peta pemikiran yang pernah ada. Anda akan menemukan nama-nama filsuf dan karya-karyanya beserta pengaruhnya terhadap pemikiran para filsuf berikutnya.

Jika anda belajar filsafat bermula dari topik-topik tertentu, jangan lupa untuk menarik topik itu ke bidang yang mendasarinya. Sebuah topik bisa saja terkait dengan lebih dari satu bidang filsafat.

Topik tentang hak untuk mati atau euthanasia, misal, bisa terkait dengan bidang etika dan ontologi.

Bidang-bidang studi filsafat

Berikut ini bidang-bidang dalam studi filsafat.

  • Etika. Ini adalah studi filosofis tentang moralitas, dan dapat digambarkan sebagai studi tentang kebaikan dan keburukan, pilihan benar dan salah.  Bidang ini mencakup berbagai topik, termasuk di dalamnya mengenai sifat nilai moral, bagaimana kita harus menjalani hidup kita, apa yang menyebabkan kita berperilaku dengan cara tertentu, apakah ada yang namanya moralitas objektif, dan peran apa yang dimainkan emosi dalam perilaku etis kita.
  • Metafisika. Ini adalah bidang filsafat yang berurusan dengan sifat kenyataan, termasuk hubungan antara pikiran dan materi, substansi dan atribut, fakta dan nilai.  Metafisika mencoba menjawab pertanyaan seperti:
    • Apa sifat realitas?
    • Apa hubungan antara jiwa dan tubuh?
    • Apa yang terjadi saat kita mati?
  • Epistemologi. Bidang ini adalah studi tentang pengetahuan. Epistemologi menyelidiki sifat pengetahuan, keterbatasannya, dan sumbernya.  Epistemologi dianggap sebagai salah satu bidang inti filsafat, bersama dengan etika, logika, dan metafisika.
  • Estetika. Ini adalah cabang filsafat yang berurusan dengan pertanyaan tentang keindahan dan seni. Estetika mengkaji keberadaan standar kecantikan yang objektif.
  • Logika. Bidang ini adalah studi tentang prinsip-prinsip penalaran yang benar. Ini sering dibagi menjadi dua bagian. Pertama, logika formal yang berkaitan dengan bentuk atau struktur argumen. Kedua, logika informal yang berkaitan dengan isi atau makna argumen.
  • Ontologi. Ini adalah cabang filsafat yang menyelidiki sifat keberadaan.  Ahli ontologi mengajukan pertanyaan seperti
    • “Apakah ada itu?”
    • “Apa artinya sesuatu itu ada?”
    • “Bagaimana kita bisa tahu jika sesuatu itu ada?”

Ada banyak pilihan untuk belajar filsafat. Anda akan memilih jalan yang mana untuk mempelajarinya?

Kontak