Teknologi Digital untuk Film Keluarga

"Italian Family" karya Eugenio Zampighi

Sekarang membuat film yang cukup cantik, indah dan enak ditonton bukan lagi hak istimewa para profesional dengan biaya produksi tinggi. Para amatir, orang biasa, dan pehobi pun sekarang bisa membuat sebuah film keluarga yang cukup menarik untuk ditonton dengan cara yang relatif lebih mudah dan murah.

Berbagai camcorder digital kelas konsumen (non-profesional) yang tersedia saat ini mampu menyajikan kualitas gambar dan warna jauh lebih baik ketimbang camcorder generasi sebelumnya. Ini membuat film keluarga sekarang tidak harus identik dengan film kusam dan buram.

Sementara kemampuan konektivitas PC (personal computer) dengan berbagai perlengkapan -termasuk dengan camcorder- membuat proses penyuntingan (editing) gambar dan suara semakin mudah dilakukan di rumah. Pada dekade-dekade yang lalu proses paska produksi inilah yang agak sulit dan terlalu mahal dilakukan di rumah-rumah untuk 'hanya' sebuah film keluarga.

Itulah sebabnya kebanyakan apa yang disebut film keluarga pada dekade-dekade yang lalu sebetulnya tak lebih dari kumpulan footage -potongan rekaman film- saja. Belum ada sentuhan penyuntingan gambar. Belum ada tambahan ilustrasi musik atau efek suara. Belum ada pembubuhan teks. Belum ada bingkai narasi yang membuat rangkaian gambar dan suara yang terekam itu menjadi sebuah pesan yang utuh.

Dengan menambahkan beberapa software dan hardware di PC yang Anda miliki di rumah, semua pekerjaan di atas tidaklah mustahil untuk Anda lakukan. Kuncinya terletak pada konektivitas PC dengan camcorder Anda.

Selebihnya, kepiawaian Anda dalam membuat skenario, menyutradarai, memegang camcorder, dan menyunting video yang akan ikut menentukan bagaimana film keluarga Anda akan hadir.

Representasi warna yang lebih akurat
Salah satu kelebihan yang diberikan oleh camcorder digital untuk kelas pengguna biasa saat ini adalah kemampuan menghasilkan gambar dengan kualitas warna yang baik. Hal ini berkat sensor citra (image sensor) yang terdapat di kebanyakan camcorder digital, yang dikenal sebagai charge coupled device (CCD). Sensor citra CCD merupakan bagian dari camcorder yang menerima cahaya dari dunia luar dan menerjemahkannya kedalam format video digital.

Jika kita agak jeli dalam mencermati spesifikasi beberapa camcorder digital terbaru, kita akan mendapatkan kata "CCD" atau "3-CCD". Apa bedanya?

Citra yang masuk ke camcorder lewat CCD pada mulanya adalah hitam putih, tidak berwarna. Suatu filter khusus dipakai untuk menerjemahkan bayangan abu-abu tertentu menjadi merah, hijau dan biru, dan kombinasi dari warna-warna tersebut membuahkan keseluruhan spektrum warna. Dengan satu CCD, camcorder hanya dapat mengambil sejumlah detil yang tertentu saja dan harus ada kelonggaran-kelonggaran agar satu warna tidak melunturkan warna lainnya.

Sedangkan pada 3-CCD camcorder, satu CCD diperuntukan hanya untuk satu spectrum warna utama video saja. Satu CCD untuk spectrum warna merah. Satu CCD untuk spektrum warna hijau. Dan satu CCD untuk spektrum warna biru.

Suatu prima khusus dipasang untuk mengkonversikan cahaya yang memasuki camcorder ke dalam ketiga warna yang berbeda tersebut. Masing-masing diproses secara terpisah, dan kemudian digabungkan ke dalam satu citra akhir. Hasilnya, representasi warna yang sangat rinci dan akurat.

Dengan kata lain, dengan 3-CCD camcorder, Anda seolah memiliki 3 camcorder yang disatukan.

Resolusi lebih baik
Selain kualitas warna yang akurat, camcorder digital juga memberikan gambar yang lebih tajam ketimbang camcorder analog. Ini tentu berkaitan dengan perbedaan resolusi yang dimiliki diantara keduanya. Satu hal yang pasti, resolusi yang dimiliki format digital lebih tinggi ketimbang yang dimiliki oleh format analog.

Ambil contoh beberapa format analog. Format Standard VHS mempunyai resolusi sekitar 230 sampai 250 garis horisontal -yang merupakan resolusi yang paling rendah untuk saat ini. Format Super VHS mempunyai resolusi sekitar 380 sampai 400 garis horisontal. Dan format Hi-8 juga mempunyai resolusi sekitar 400 garis horisontal.

Bandingkanlah dengan dua format video digital kelas konsumen (non profesional) yang paling populer: MiniDV dan Digital8. MiniDV adalah forrmat video digital untuk kelas konsumen yang mempunyai resolusi sampai 500 garis horisontal, sedangkan format DV untuk kelas profesional mempunya resolusi sampai 800 garis horisontal. Format Digital8 yang diproduksi secara eksklusif oleh Sony juga mempunyai resolusi 500 garis horisontal. Ketajaman gambar format video digital ini tidak akan mengalami penurunan kualitas pada saat direproduksi secara digital juga.

Camcorder analog merekam sinyal video dan audio sebagai track analog pada pita video. Artinya, setiapkali kita menggandakan sebuah pita video maka kualitas gambar dan suara pun akan semakin menurun. Ini tidak terjadi pada camcorder digital, yang merekam informasi secara digital sebagai byte, yang tidak mengurangi kualitas gambar maupun suara apabila direproduksi.

DesktopVideo
Katakanlah kita telah merekam beragam peristiwa dalam keluarga kita dengan camcorder sesuai dengan skenario yang telah kita susun sebelumnya. Untuk mewujudkannya menjadi sebuah film keluarga yang enak ditonton, maka yang diperlukan kemudian adalah desktop video: pemanfaatan komputer untuk membuat video.

Dengan desktop video, footage dari camcorder ditransfer ke harddisk PC menjadi data digital. Data digital tersebut diolah dengan software penyunting video agar menjadi sekuen-sekuan yang tertata berdasarkan narasi yang telah disiapkan sebelumnya. Dan pada gilirannya, hasil akhir suntingan tersebut menjadi sebuah film yang dapat disajikan dalam media VCD, DVD, atau bahkan masih pita video.

PC yang selama ini Anda pakai di rumah mungkin cukup cocok untuk kegiatan desktop video. Meski boleh jadi Anda masih perlu menambah satu atau dua hardware maupun software baru, serta menaikan kemampuan PC Anda untuk keperluan desktop video ini.

Tentu saja ini berkaitan dengan karakter pemrosesan video yang banyak memakan resources PC dan memindah-mindahkan data yang cukup besar di hard drive. Untuk keperluan desktop video, dibutuhkan PC yang cukup cepat dengan hard drive berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi.

Jika di rumah Anda sekarang sudah tersedia PC Pentium 4, maka ini sudah menjadi awal yang baik untuk menuju desktop video. Anda tinggal memastikan bahwa harddrive yang diperguakan saat ini adalah hardisk dengan kapasitas lebih dari 20 GB dan berkecepatan tinggi (dari jenis SCSI atau berkecepatan akses 7200 RPM). Dan boleh jadi Anda perlu menaikan RAM PC Anda menjadi 1 GB.

Bisakan desktop video berjalan dengan spesifikasi komputer yang lebih rendah ketimbang spesifikasi di atas? Tentu bisa. Cuma saja, pemrosesan video akan berjalan lambat. Jika pemrosesan video dilakukan dengan PC yang cukup cepat memakan waktu dalam hitungan menit, maka dengan PC yang lebih rendah akan memakan waktu dalam hitungan jam.

Desktop video tidak hanya berkenaan dengan camcorder digital saja. Mereka yang menggunakan camcorder analog pun dapat memanfaatkan komputer untuk mengolah footage-nya. Ini sekaligus merupakan proses konversi dari video analog menjadi video digital. Yang penting, camcorder atau pemutar kaset video harus terhubung dengan PC.

Bagaimana caranya?

FireWire
Kebanyakan camcorder digital saat ini sudah dilengkapi dengan port FireWire (IEEE 1394). Lewat port ini, data-data digital dari camcorder bisa dibawa ke komputer. Tentu saja, komputer kita pun harus dilengkapi dengan FireWire juga.

FireWire adalah satu standar komunikasi serial yang menjadi cara untuk menghubungkan bagian-bagian yang berbeda dari peralatan-peralatan sehingga bisa saling berbagi informasi secara mudah dan cepat. Ya, FireWire tergolong sebagai serial bus seperti halnya USB (Universal Serial Bus) yang mungkin lebih dikenal oleh pengguna komputer sekarang ini.

Kunci pembeda antara FireWire dan USB terletak pada peruntukannya. FireWire diperuntukan untuk alat-alat yang bekerja dengan data yang sangat banyak -seperti camcorder, DVD player, dan perlengkapan digital audio. Kecepatan transfer data FireWire bisa mencapai 400 mega byte per detik. Sedangkan USB hanya 12 mega byte per detik. Sedangkan kecepatan transfer data USB 2.0 yang baru mulai populer tahun lalu memang bisa mencapai 480 mega byte per detik.

Hampir semua PC yang dijajakan saat ini telah langsung menyediakan USB -setidaknya USB 1.0. Tidak demikian dengan FireWire. Sehingga para pengguna camcorder digital -yang dilengkapi dengan port FireWire- harus melengkapi komputernya dengan FireWire tambahan juga.

Tentu tak ada port FireWire dalam camcorder yang analog. Namun pada saat ini cukup banyak produk bundle hardware dan software untuk keperluan menghubungkan peralatan audio visual analog ke komputer, sekaligus mengkonversikan video analog menjadi video digital. Untuk sekadar menunjuk contoh, sebut saja USB Instant Video yang dikeluarkan oleh ADS, atau Linx USB Plus yang dikeluarkan oleh Pinnacle System. Keduanya menyediakan sebuah kabel koneksi USB yang menerima input video composite dan S-Video dan audio kiri-kanan.

Video analog yang masuk ke komputer lewat koneksi USB tersebut kemudian direkam oleh komputer dan disimpan dalam bentuk file audio-visual. Dengan kata lain, video analog tersebut dikonversikan menjadi video digital.

Mencincang Footage
Ketika footage -potongan rekaman film- telah berada di dalam komputer sebagai file digital, proses penataan dan penyuntingan film menjadi jauh lebih mudah. Dengan bantuan software untuk keperluan video editing, kita dapat 'mencincang' footage yang ada untuk kemudian disusun sesuai dengan keinginan kita, memberi latar belakang musik, tambahan teks pada film, efek suara maupun visual untuk membangun suasana, dan bahkan membuat koreksi warna film -jika kita mau.

Belakangan banyak software video editing yang disatupaketkan dengan software untuk membuat VCD dan DVD. Sehingga, jika PC Anda juga telah dilengkapi dengan CD atau DVD writer, setelah selesai proses editing Anda bisa langsung menyimpan film keluarga Anda dalam format film VCD atau DVD. ***

Tulisan ini merupakan versi pra-sunting yang dimuat di Majalah Intisari Edisi Agustus 2003

Kontak