Typing is Convincing, Reading is Believing[1];
Lika Liku Hubungan Sex di Internet
What if you could have the wildest sex ever? Here's the offer: Do anything you want, be anyone you can imagine, and then walk away unharmed and most importantly unknown. This is the appeal of netsex: total, sweet anonymity.[2]
Saat ini juga, di detik saya mengetikan kalimat ini, mungkin ada ribuan atau bahkan jutaan orang yang sedang melakukan cyber sex (sering juga disebut sebagai cyber. Tak hanya oleh orang Indonesia seperti yang dikatakan Yayan Sopyan dalam bukunya, namun juga banyak orang dibelahan dunia lain menyebutnya sebagai cyber[3]). Seseorang hanya butuh duduk di depan komputer yang terhubung dengan jaringan internet (dengan atau tanpa web cam[4]) dan mengaktifkan fantasi terliarnya. Dan di detik berikutnya ia sudah memasuki kawasan fantasi erotis tanpa batas. Semudah itu, memang.
Sebelum membahas mengenai cyber sex lebih lanjut, agaknya kita harus menyamakan persepsi terlebih dahulu mengenai apa itu cyber sex.
- Cyber sex or computer sex or net sex is a virtual sex encounter in which two or more persons connected remotely via a computer network send one another sexually explicit messages describing a sexual experience. It is a form of role-playing in which the participants pretend they are having actual sexual intercourse, by describing their actions and responding to their chat partners in a mostly written form designed to stimulate their own sexual feelings and fantasies. It sometimes includes masturbation[5].
- Virtual sex is when two or more people gather together via some form of communications equipment to sexually arouse each other by transmitting sexually explicit messages. Virtual sex describes the phenomenon, no matter the communications equipment used. Also called hot chat[6].
Intinya, cyber sex atau virtual sex adalah hubungan erotis yang terjadi dalam ruang maya, bisa jadi menggunakan e-mail, sms, atau chatting room. Bedanya, cakupan alat yang dapat digunakan pada definisi virtual sex tampak lebih luas, sedangkan pada cyber sex lebih ditekankan pada hubungan erotis melalui internet.
How does it work?
[19:54;51] <kindaichi> so i grab your hand and start kissing u [19:55;18] <Wet_Angel_22> I answer the kiss [19:56;08] <Wet_Angel_22> I move down [19:56;22] <Wet_Angel_22> my fingers go down to your zipper [19:56;46] <kindaichi> i start to response to u and touching u everywhere [19:56;54] <kindaichi> i am touching your breast [19:57;14] <Wet_Angel_22> I unzip your pants[7]
Begitulah bagaimana cyber sex bekerja. Ada banyak komputer yang terhubung satu sama lain melalui server. Itu berarti ada banyak orang yang terhubung melalui internet. Mereka hanya perlu mengetikan sesuatu di komputer, klik enter, maka server akan mengirimkan pesan tersebut kepada orang, atau grup tertentu yang mereka tuju. Mungkin awalnya mereka (yang melakukan cyber sex) tidak membicarakan seks sama sekali. Namun, obrolan ringan mengenai sore yang mendung bisa jadi obrolan seks ketika mereka berada pada mood yang sama dan memiliki sikap permisif yang sama mengenai hubungan seks.
IRC (Internet Relay Service) adalah salah satu chatt room yang sering digunakan. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, maka ruang maya pun berkembang. Jika dulu tampilan chatt room biasanya sangat sederhana, maka kini yahoo messenger, MSN, atau AOL telah menyediakan chatt room yang jauh lebih nyaman dengan berbagai macam pilihan background, musik, virtual voices, avatar[8], web cam, bahkan layanan internet phone.
Selanjutnya cyber sex pun tak terlepas dari sebuah bisnis internet sex. Muncullah banyak biro jodoh (matchmaker internet services) di internet yang menyediakan "ruang-ruang" untuk bertemu dan untuk berhubungan seks. Bahkan ada juga layanan untuk mendownload video porno (baik gratis ataupun bayar)yang dibintangi oleh pemain film porno profesional hingga yang amatir. Atau para penikmat cyber sex bisa juga menonton lawan bicara mereka melakukan adegan seks melalui web cam. Terkadang, suatu adegan seks dalam web cam sengaja dibebaskan untuk dapat dilihat oleh siapa pun yang berada dalam "ruangan" tersebut.
Lalu, bagaimana mereka mengindikasi orang yang ingin berhubungan seks? Hal itu biasanya tercermin dari nick name yang dipakai seseorang. Orang yang menginginkan hubungan seks biasanya menggunakan nick name yang juga berbau seks. Misalnya: ce^sexy^butuh^sex, atau magic_stick27cm[9]. Atau bisa juga dicari melalui channel atau room (ruang maya) tertentu. Misalnya ada channel yang menyebutkan nama kota seperti "jakarta", "bali" atau "bandung". Ada juga channel yang tampak dari namanya berisikan diskusi mengenai sesuatu, misalnya "bom bali" dan "ruu app". Atau ada juga channel yang namanya tak mengindikasikan apapun (semacam sekadar tempat untuk berkumpul, kongkow-kongow, bergosip dalam dunia nyata) misalnya "violet". Untuk channel-channel yang mengindikasikan hubungan seks, biasanya juga menggunakan nama yang agak menjurus, misalnya: bluezone, cybersex, atau bahkan ada juga yang secara explisit menenyebutkan "tempat ngesex" atau semacamnya.
Memang tak selalu dapat diindikasi melalu nick name karena banyak juga yang menggunakan nick name "biasa" macam ce^imut, namun tetap mencari internet sex. Tak juga melulu dapat diindikasi dari channel yang dimasukinya. Namun, biasanya nick name lah yang menjadi cara tercepat dan termudah untuk mengindikasikan lawan bicara kita di internet. Dan (juga) menurut kebiasaan, seseorang memasuki channel tertentu memiliki tujuan yang tertentu pula. Selanjutnya bisa diteruskan dengan mengirimkan pesan pribadi dan membuka private room.
Any Benefits or Risks?
Beberapa orang menganggap bahwa cyber sex adalah kegiatan sepele yang konyol, yang tidak menimbulkan reaksi emosional yang sesungguhnya. Namun, sebagian lain menganggap bahwa reaksi seksual dan emosional yang didapat dari cyber sex terasa sangat nyata, tak berbeda dengan reaksi yang dirasakan ketika melakukan hubungan seksual sesungguhnya. Tak ada yang salah atau benar dari kedua pendapat tersebut, namun untuk lebih detilnya sebaiknya kita melihat resiko dan keuntungannya satu persatu.
- Benefits
Cyber sex dianggap menguntungkan karena dianggap dapat memuaskan hasrat atau fantasi seksual[10] seseorang tanpa harus takut dengan penyakit yang dapat menular melalui hubungan seksual. Cyber sex juga dianggap positif sebagai tempat untuk "belajar" bagi yang belum berpengalaman soal seks. Selain itu, cyber sex juga dianggap sebagai simulasi bagi seseorang yang tidak ingin berhubungan sex sebelum menikah namun tidak ingin mengecewakan pasangannya kelak.
Bagi pasangan yang sedang berada dalam hubungan jarak jauh (long distance relationship), cyber sex dapat membantu pasangan agar dapat tetap berhubungan seks. Terlebih dengan kemajuan teknologi mereka juga dapat menggunakan web cam atau internet phone untuk dapat tetap saling melihat dan mendengar selama berhubungan lewat internet. Selain itu, dewasa ini cyber sex juga telah digunakan sebagai terapi bagi mereka yang terlalu malu untuk memulai pembicaraan dengan lawan jenis juga bagi mereka yang terlalu takut untuk memulai hubungan seks dengan seseorang. Beberapa ahli terapi telah mencobakan metode ini kepada kliennya dengan cara melatih kemampuan bercumbu dan melatih bagaimana mengungkapkan apa yang mereka inginkan ketika berhubungan seks melalui ruang-ruang cyber.
- Risks
Dalam efek buruknya, cyber sex dapat diindikasikan sebagai ketidaksetiaan terhadap pasangan, atau lebih buruk lagi, perselingkuhan. Karena walaupun tak ada kontak fisik secara langsung, namun emosi yang terlibat dalam cyber sex dapat menyebabkan rusaknya hubungan perkawinan (marital stress). Menurut wikipedia, di beberapa kasus perceraian ditemukan bahwa penyebab utamanya adalah perselingkuhan lewat cyber sex.
Dampak buruk lain yang mirip dengan dampak buruk dari game adalah ketagihan. Ketagihan terhadap internet, lebih-lebih cyber sex, dapat menyebabkan seseorang tidak produktif terisolasi dari kehidupan sosial.
Parahnya, cyber sex juga dapat memunculkan cyber whore[11], juga menyebabkan terjadinya cyber rape[12]. Bahkan dalam cyber sex juga dapat ditemukan orang dewasa yang mengincar anak-anak di bawah umur untuk memuaskan nafsu seksualnya baik secara cyber atau dalam dunia nyata kemudian[13].
Ya atau Tidak untuk Cyber Sex?
Tak ada seseorang pun yang berhak melarang orang lain ber-cyber sex. Begitu juga, tak ada seorang pun yang berhak menekan orang lain untuk melakukan cyber sex. Selama dilakukan dalam kesadaran penuh dan tanpa paksaan, saya rasa cyber sex sah-sah saja bagi mereka yang menikmatinya.
Seperti yang saya katakan pada judul, mengetik adalah meyakinkan lawan bicara dan membaca adalah mempercayai apa yang diketik oleh lawan bicara. Secara tidak disadari, ketika mengetik kita sedang berproses untuk mempersuasi lawan bicara kita. Bisa jadi bukan suatu persuasi yang dramatis, misalnya sekadar meyakinkan lawan bicara bahwa kita adalah seorang wanita berumur dua puluhan awal dengan ciri-ciri tubuh seperti yang kita ketikan. Atau bahkan bisa jadi sebuah persuasi nyata seperti ketika mengajak lawan bicara untuk melakukan cyber sex atau untuk "kopi darat".
Kemudian, selama membaca apa yang diketik lawan bicara, diri kita sedang berproses mengidentifikasi apa yang terbaca tersebut. Kita sedang berada dalam proses berusaha mempercayai atau bahkan menolak mentah-mentah apa yang dikatakan oleh lawan bicara.
Secara simpelnya, itulah yang terjadi dalam cyber sex. Sekadar proses percaya-mempercayai. Cyber-sex baru dapat terjadi ketika dua (atau beberapa orang) sudah saling mempercayai—setidaknya mempercayai jenis kelamin lawan bicara masing-masing. Jadi tak ada salahnya mencoba cyber sex, sekadar merasakan pengalaman baru mempercayai orang baru dan terlibat lebih lanjut (semacam one night stand dalam kehidupan seks nyata). Juga tak ada paksaan bagi siapapun yang menolak untuk melakukan cyber sex.
Referensi
- Buku
- Sopyan, Yayan. 2003. Romansa Cyber. Jakarta: Gagas media.
- Situs
- http://en.wikipedia.org/wiki/Avatar_%28virtual_reality%29
- http://en.wikipedia.org/wiki/Cyber_sex
- http://en.wikipedia.org/wiki/Talk:Cybersex
- http://en.wikipedia.org/wiki/Talk:Virtual_sex
- http://en.wikipedia.org/wiki/Virtual_sex
- http://en.wikipedia.org/wiki/webcam
- http://libcom.org/news/article.php/interview-sex-text-worker-250106
- http://www.boomspeed.com/gwindor/GoodBadUglyCybersexLogs.txt
- http://www.mndaily.com/ae/Print/1998/02/sections/drdate.html
- http://www.mtbytes.com/mpbridge/article.cfm?articleid=350
- http://www.pointsincase.com/aim_convos/historical_cybersex.htm
[1] Dikutip dari Sopyan, Yayan. 2003: 64.
[2] Dikutip dari http://www.mndaily.com/ae/Print/1998/02/sections/drdate.html.
[3] Lih. Sopyan Yayan 2003: 70 dan http://www.pointsincase.com/aim_convos/historical_cybersex.htm.
[4] A web camera (or webcam) is a real time camera whose images can be accessed using the World Wide Web, instant messaging, or a PC video calling application (http://en.wikipedia.org/wiki/webcam).
[5] Dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Cyber_sex.
[6] Dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Virtual_sex.
[7] Diadaptasi dari http://www.boomspeed.com/gwindor/GoodBadUglyCybersexLogs.txt.
[8] An avatar (sometimes AV or av) is an icon or representation of a user in a shared virtual reality (http://en.wikipedia.org/wiki/Avatar_%28virtual_reality%29).
[9] Biasanya di indonesia digunakan kata ce untuk cewek, atau co untuk cowok. Atau secara universalnya m (male) dan f (female). Magic_stick di sini mengacu pada kelamin pria yang mengindikasikan bahwa pengguna nick name adalah seorang pria. Sedangkan 27cm dikondisikan sebagai panjang kelaminnya. Banyak ditemukan juga nick name yang menyebutkan umur, ras, atau keadaan. misalnya cina^m30.
[10] Fantasi seksual di sini juga termasuk fantasi yang dianggap tabu dan melanggar norma di dunia nyata. Misalnya zoophilia (berhubungan sex dengan binatang), pedophilia (berhubungan sex dengan anak-anak di bawah umur) atau bahkan pemerkosaan. Bahkan ada juga situs yang menyediakan jasa role play atau sex game menggunakan avatar hingga fantasi terliar pun dapat nampak sangat nyata.
[11] Prostitusi melalui internet. Bisa berupa sekadar cyber sex atau bisa juga menggunakan internet sebagai "etalase produk", baru kemudian bertemu di tempat tertentu.
[12] Perkosaan dalam internet. Terjadi ketika seseorang ditekan (under pressure) untuk menerima teks erotis tertentu.
[13] On one occasion, an elderly man from Georgia flew into Hartsfield-Jackson Atlanta International Airport in Atlanta to meet what he thought was an underage girl he had met online with whom to have sex, only to meet sheriff's deputies instead (http://en.wikipedia.org/wiki/Cyber_sex).
(Tulisan ini dikutip dari Thedongoksueb . Situsweb tersebut seringkali tidak bisa diakses. Sebagai alternatif untuk melihat versi asli naskah tersebut, bisa menengok cache yang disediakan oleg Google)