Pertengahan Mei 2002, saya mengirimkan sejumlah pesan lewat Yahoo Mesanger ke Sigit Widodo, salah seorang redaktur detikcom, mengenai situs Indonesia.go.id. Pesan-pesan itu sebetulnya tanggapan pribadi saya atas berita yang mengupas situs tersebut. Tapi ternyata, pesan-pesan itu ditampilkan sebagai sebuah tulisan di detikcom. Tak apalah.
Menanggapi berita Memalukan, Situs Indonesia.go.id di detikcom, sebenarnya kesalahan terbesar - dan anehnya masih saja terjadi sampai sekarang - dalam mengembangkan website terletak pada kesalahan memperlakukan website sebagai sebuah media. Kesalahan ini bermula dari cara orang memandang website sebagai melulu urusan teknis, melulu urusan teknologi. Ini kesalahan besar.
Sebuah website, pertama-tama harus dipandang sebagai urusan media, sebagai urusan komunikasi dan bukan urusan teknologi. Namun bukan berarti teknologi menjadi tidak penting.
Teknologi posisinya adalah sebagai penopang, sebagai kerangka bangunan website. Tujuan, sasaran, serta fungsi-fungsi website jangan sesekali dimulai dari kemampuan teknologi. Tapi sebaliknya, teknologi harus tunduk pada tujuan, sasaran dan fungsi-fungsi yang diharapkan dari pengembangan website.
Jika teknologi menaklukan tujuan, sasaran dan fungsi-fungsi website sebagai sebuah media, maka hasilnya ya seperti kebanyakan website yang gagal: seluruh kemampuan teknis diumbar. Di halaman pertama homepage Indonesia.go.id, misalnya, sudah ada lagu, movie, grafik yang menari-nari dan sebagainya, yang belum tentu itu dibutuhkan oleh sang website.
Typical sekali jika sebuah website dikembangkan oleh orang-orang teknis, ya seperti itu hasilnya. Yang mengembangkan website seharusnya adalah orang-orang yang paham media dan komunikasi dan orang-orang teknis bertugas men-support-nya.
Pertanyaan pertama bagi siapapun yang mau mengambangkan website adalah "Website ini mau apa?" Pertanyaan berikutnya, "Beri saya alasan, kenapa saya harus mengunjungi website Anda?" Itu adalah dua pertanyaan dasar yang harus dijawab sebelum sebuah website mulai dirancang lebih rinci.
Dari jawaban-jawaban tadi, mulailah dirancang arsitektur informasi dan feature-feature, user interface, desain system, pemrogramman, networking, dan lainnya.
Menurut aku, inilah yang melatarbelakangi kesuksesan dan kegagalan dari kehadiran sebuah website di Internet, di luar masalah marketing dan sebagainya.
Aku belum mengunjungi semua website berdomain go.id, hanya beberapa saja yang pernah aku kunjungi karena curiosity aja. Dan kebanyakan - kalau bukan semuanya - website go.id yang pernah aku kunjungi itu aku anggap gagal sebagai sebuah bentuk media komunikasi.
Aku rasa, begitu juga halnya dengan indonesia.go.id. Di mataku, bukan soal user interface-nya saja yang menjadi faktor utama kegagalannya. Melainkan, kesanku, itu karena memang tidak didesain sebagai sebuah media komunikasi.