Pemusik Digital

Mungkin Anda pernah mengalami hal ini ketika di bangku SMP: sangat putus asa karena tidak bisa memainkan gitar, alat musik paling populer di kalangan remaja dan senjata ampuh untuk meluluhkan hati para gadis. Di tengah keputusasaan itu Anda pun membuat kesimpulan seperti seorang psikolog: "Saya memang tidak memiliki bakat seni musik."

Jika pernah mengalami hal seperti itu (apalagi tidak), vonis ala psikolog itu tampaknya harus segera ditarik. Kini Anda bisa menjadi seorang musikus tanpa harus bisa memainkan alat musik, bahkan tanpa harus bisa membaca not balok. Yang Anda perlukan hanyalah seperangkat komputer yang tak mesti canggih-canggih amat, rasa bermusik yang bagus, dan telinga yang peka.

A.S. Laksana adalah salah satu contohnya. Sastrawan yang mengelola penerbit Akubaca ini sebenarnya bernasib tidak terlalu buruk soal musik. Setidaknya dia bisa bermain gitar sejak remaja. Meski demikian, ia tak pernah berencana menyaingi Adie M.S. Namun, sejak mengenal program ModPolug Tracker yang di-download-nya dari situs modplug.com, rencana itu bisa berubah sewaktu-waktu. Setidaknya ia kini sudah menciptakan tujuh lagu. "Dengan program itu, orang yang tidak punya track record di bidang musik, bisa membuat lagu," katanya. "Semua orang boleh untuk membuat lagu sebaik apa pun atau seburuk apa pun."

Kemajuan teknologi digital yang bergerak seperti roket itu memungkinkan siapa saja untuk menjadi komposer musik. Nada dan suara diubah ke dalam bentuk digital, hingga siapa pun dapat menyusun lagu seperti mereka menyusun laporan keuangan di program Excel. Semuanya begitu sederhana hingga Anda cuma membutuhkan waktu kurang dari sehari untuk bisa mempelajarinya. Kegiatan ini dikenal dengan tracking.

Prinsipnya memiliki kesamaan dengan cara disk jockey mencampur berbagai lagu. Anda cuma perlu mengumpulkan contoh suara (sample) yang bisa diambil dari suara apa pun, baik dari alat musik maupun tepuk tangan dan siulan, lalu menyusunnya di program ModPlug Tracker hingga suara-suara yang terpisah itu menjadi sebuah lagu.

Selain ModPlug Tracker sebenarnya banyak program tracking lain, tapi saat ini program itulah yang paling populer. Para musikus profesional memiliki program yang lebih canggih bernama Logic yang hanya tersedia di komputer Macintosh. DJ Anton mengaku biasa membuat lagu dengan program ini. Menurut Anton, Logic lebih rumit, tapi itulah yang biasa dipakai oleh para pemusik profesional seperti Pink.

Beda tracker dengan DJ, lewat tracking Anda bisa berlaku seperti dewa. Kita tidak hanya mencampur berbagai suara, tapi juga mengubah nada, menaik-turunkan oktaf, hingga memberi efek pada contoh suara yang ada. "Sederhananya, kita memberi perintah kepada sample itu," kata Yayan Sopyan yang sudah beberapa kali menggelar workshop soal tracking ini di Yogyakarta.

Memberi perintah yang dimaksudkan Yayan adalah menentukan kapan contoh suara itu masuk, kapan menghilang, bermain dalam nada apa, dan sebagainya. Itu semua dapat dilakukan dengan sederhana. Misalnya, untuk mengubah suara piano yang dimainkan dalam kunci D ke kunci E, Yayan tinggal mengetik huruf E di komputernya untuk menggantikan huruf D. Demikian juga ketika mengubah oktaf, ia tinggal mengetik angka yang tertera setelah kunci nada itu sesuai dengan keinginannya. Untuk memberi efek juga sama gampangnya. Hanya dengan mengklik salah satu opsi dalam program, kita bisa mengubah petikan gitar menjadi lengkingan panjang ala Yngwe Malmstein.

Begitu mudahnya hingga Yayan yang tak terlalu mengerti not balok dan tidak mahir memainkan alat musik apa pun itu bisa membuat 30 lagu. Itu semua karena suara diubah menjadi digital. Karena semua disusun dalam bentuk digital, maka musiknya pun disebut musik digital. Memang, semuanya dikerjakan di komputer seperti seorang menyusun program, namun tidak diperlukan keahlian komputer yang terlalu canggih. Bahkan Yayan pernah melatih seorang yang baru mengenal komputer menjadi seorang tracker hanya dalam waktu enam jam.

Komputer yang diperlukan juga tidak perlu yang terlalu canggih. Asal memiliki sound card dan speaker atau headphone, semuanya beres. Mikrofon terkadang diperlukan untuk memasukkan contoh suara, tapi itu tak perlu kalau contoh suara yang Anda dapatkan dari internet dan CD sudah mencukupi. Kalaupun ingin membuat contoh suara, Anda tidak perlu pergi ke studio khusus. Cukup memasukkannya ke komputer lewat mikrofon kecil. Tapi tanpa studio kedap suara, "Risikonya seperti lagu Tak Bisa Membaca yang saya buat. Kalau Anda perhatikan, ada suara tukang bakso di belakangnya. Ini karena saya merekamnya di kamar biasa," kata Yayan. Untuk menghindari insiden tukang bakso Yayan itu, Laksana menyelimuti tubuh dan komputernya dengan selimut tebal hingga suara dari luar teredam.

Kalau mau diruntut, sejarah musik digital dimulai dapat diruntut dari MIDI yang mengandalkan chip tune, sumber suara dalam tubuh komputer yang diperkenalkan pertama kalinya untuk komputer Commodore 64 (C64). Sayang, suara yang keluar dari chip tune amat terbatas. Kemudian datanglah Karsten Obarski yang membuat SoundTracker pada 1987 untuk komputer Amiga. Program yang dibuat Obarski ini lebih canggih dari MIDI. Program tracker jauh lebih kaya dari MIDI karena tidak hanya mengandalkan suara yang dikeluarkan oleh chip tune, tapi juga suara yang berasal dari luar komputer. Membuat musik dengan tracking juga jauh lebih gampang.

Menurut Yayan, aktivitas tracking ini awalnya dipakai oleh para pembuat permainan komputer untuk mengisi suara dalam game yang mereka buat. Di sela-sela pekerjaan, mereka kemudian membuat lagu-lagu biasa. Aktivitas ini kemudian cepat menyebar melalui internet. Di dunia maya para tracker kemudian membentuk komunitas sendiri.

"Komunitas adalah salah satu aspek terpenting dalam dunia musik digital. Para anggotanya merasa bangga menjadi bagian dari gerakan bawah tanah, untuk membuat musik dan berbagi dengan anggota lainnya dalam komunitas. Sebagai tambahan, mereka dapat berbagi teknik dan trik yang dapat membantu perkembangan kemampuan mereka dalam membuat musik yang lebih baik," tulis pembuat situs ModPlug yang memang menyediakan ruang bagi komunitas ini.

Bukan hanya teknik yang bisa dibagi, lagu pun bisa. Lagu-lagu buatan mereka bisa dititipkan di situs ini. Lagu yang dikirim biasanya dalam bentuk modul, dengan demikian siapa pun yang men-download lagu itu bisa menambahkan atau mengurangi isinya, tergantung izin dari pemilik aslinya. Ini disebut kolaborasi. Yayan pernah melakukannya. Lagu yang dikirimnya kemudian diutak-atik oleh tracker dari Jepang dan Inggris. Kolaborasi ini menghasilkan lagu baru. Selain berkolaborasi, mereka juga bisa mengambil salah satu suara di dalamnya sebagai sample. Inilah bentuk keterbukaan dunia maya. Semuanya bisa berkembang pesat asalkan tidak ada yang memonopoli.

Di Indonesia sendiri masih belum ada komunitas tracking yang nyata. Menurut Yayan, selama ini mereka berkumpul dengan tracker dari negara lain di dunia maya. "Saya sempat mengontak beberapa tracker Indonesia, tapi kita tidak punya komunitas khusus," kata Kusmayadi, tracker Indonesia yang sejak 1997 menekuni dunia ini.

Kusmayadi yang sudah merilis 12 lagu pribadi di komunitas internet juga menggunakan tracking<>I> untuk dapat eksis di komunitas musik underground alam nyata. "Kalau band saya manggung di komunitas musik underground, ada tiga personel di atas panggung. Saya memainkan gitar, teman saya menjadi vokalis, dan komputer untuk mengisi suara lainnya," kata programmer di Agrakom itu. Musik yang biasa ia mainkan adalah musik electro atau techno. Kusmayadi menganggap jenis musik inilah yang mendominasi musik digital. Bisa dimaklumi, musik digital adalah proses lanjutan dari musik elektronik yang biasa dimainkan para DJ.

Bagi yang tidak memiliki band seperti Kusmayadi, bukannya tidak bisa berbangga dengan lagu yang dihasilkannya. Laksana, misalnya. Ia sering merekam lagu buatannya dalam bentuk CD kemudian diperdengarkan kepada teman-temannya. "Mereka yang tidak mengerti musik akan terkagum-kagum," katanya sambil terkekeh. Reaksi teman-temannya beragam. Ada yang bertanya, "Terus maumu apa?" Dengan enteng ia menjawab, "Jadi selebritas." Mungkin Laksana bercanda saat menjawab itu. Yang jelas dengan tracking ia memiliki ide menarik, membuat cerita anak-anak dengan musik. Kalaupun tidak membuat proyek itu, tracking telah mampu memperindah hari-hari Laksana. "Yah, daripada menonton televisi yang acaranya jelek-jelek."

Keunggulan tracking lainnya adalah membuat orang pemalu menjadi berani bermusik dan membuat lagu. "Kita kan tidak malu dengan komputer. Jadi, sampai berapa lama pun tetap asyik," kata Laksana. Selain membuat kita berani, tracking juga memberi peluang eksperimen yang lebar. "Kita bisa buat lagu seenaknya. Pokoknya yang enak di kuping saya, meski mungkin tidak enak di kuping orang lain."

(Dikutip dari Koran Tempo edisi 17 Juli 2004)

Catatan Yayan Sopyan:
Panduan membuat musik digital bisa anda dapatkan dalam buku saya yang berjudul "Membuat Musik Digital dengan Modplug Tracker". Buku itu sudah dilengkapi dengan software ModPlug Tracker. Anda bisa membeli buku tersebut di toko-toko Gramedia atau beberapa toko online.

Kontak