Terbaru

Haruskah Kita Mengejar Keabadian Digital?

Haruskah Kita Mengejar Keabadian Digital?

Keabadian digital membuka kemungkinan manusia untuk "hidup" setelah kematian melalui teknologi AI. Namun, apakah ini memberikan makna sejati, atau justru menunda konfrontasi dengan kehilangan?

Menulis & Storytelling

Inilah Godaan yang Membuat Penulis Kehilangan Momentum Kreatif

Inilah Godaan yang Membuat Penulis Kehilangan Momentum Kreatif

Godaan untuk mengedit sebelum draf pertama selesai sering membuat penulis kehilangan momentum...

Kenapa Sudah Ikut Pelatihan, Tapi Tetap Tak Bisa Menulis?

Kenapa Sudah Ikut Pelatihan, Tapi Tetap Tak Bisa Menulis?

Sudah ikut beberapa pelatihan menulis tapi tetap merasa sulit menulis? Mungkin kamu perlu...

Menulis Bukanlah Sekadar Merangkai Kata

Menulis Bukanlah Sekadar Merangkai Kata

Menulis bukan sekadar merangkai kata. Gagasan yang jelas, logika kuat, dan emosi mendalam adalah...

Catatan

Dualisme, Materialisme, dan Pertanyaan Abadi tentang Pikiran

Dualisme, Materialisme, dan Pertanyaan Abadi tentang Pikiran

Pikiran manusia telah lama menjadi misteri. Apakah ia berdiri sendiri, atau hanya hasil kerja otak?
Alan Turing, John Searle, dan Misteri di Balik Pikiran Manusia

Alan Turing, John Searle, dan Misteri di Balik Pikiran Manusia

Apakah pikiran manusia hanyalah program yang dijalankan oleh otak, atau ada sesuatu yang lebih?...

Keterampilan Sosial dan Pendidikan di Era AI

Keterampilan Sosial dan Pendidikan di Era AI

AI kini hadir di ruang kelas, membantu siswa menyelesaikan tugas dengan cepat. Tapi, apa yang...

Apakah AI Benar-benar Memahami Kita?

Apakah AI Benar-benar Memahami Kita?

Apakah AI benar-benar memahami kita, atau sekadar meniru pola untuk tampak cerdas? Pertanyaan ini...

Murah Tapi Konyol

Sebuah ebook reader dirancang untuk menyasar pelajar di negara berkembang. Alat itu memakai microcontroller jadul sehingga harganya bisa murah. Alat yang bernama Humane Reader itu akan berharga $ 20 saja.

Untuk membaca ebook, alat ini harus dihubungkan ke TV. Kok begitu? Perancang alat itu menganggap orang di negara berkembang lebih terbiasa dengan TV ketimbang komputer.

Anggapan dia mungkin betul, tapi keputusannya itu salah. Bayangkanlah seorang pelajar di Indonesia membaca ebook di layar TV. Dia bisa dikeroyok penghuni rumah lain yang kecanduan sinetron atau infotainment kan?

Kontak